Hukrim

Kesal Tak Diinfokan Tugas Kuliah, Mahasiswa Aniaya Temannya

SEMARANG – HKNews.info : Penganiayaan hingga menyebabkan korban Vinsensius Arya Prakosa (21) mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta Kota Semarang mengalami luka bibir, gigi rontok melaporkan kasusnya ke Polrestabes Semarang.

Melalui kuasa hukumnya, Dio Hermansyah kepada awak media mengatakan, kasus penganiayaan yang menimpa Vinsensius Arya Prakosa terjadi pada Senin 17 Oktober 2022 lalu.

Saat itu korban bersama terduga pelaku inisial I mendapat tugas kelompok dari dosen perkuliahan dan diminta untuk dilakukan presentasi.

“Persoalan klien kami berawal saat bersama temannya inisial I. Pelaku awalnya menanyakan terkait tugas perkuliahan dari kampusnya. Nah saat menanyakan tugas tersebut kepada klien kami, klien kami tidak memberitahu karena pelaku tidak pernah aktif kuliah,” ujar Dio Hermansyah, Rabu (9/11/22).

Selanjutnya, karena pelaku merasa tidak terima dengan jawaban korban, pelaku menghubungi korban untuk bertemu di sebuah tempat makan.

Saat itulah ketika korban dan pelaku bertemu terjadi cek cok adu mulut hingga pelaku memukul korban.

“Karena klien kami tidak memberitahu terkait tugas kuliah dari kampusnya, pelaku marah hingga terjadi pemukulan pada klien kami,” tandasnya.

Akibat dari pemukulan tersebut menyebabkan korban mengalami luka cukup parah di bagian bibir. Dua gigi patah dan rahang bergeser.

Atas kejadian yang dialami korban, korban sempat mendapat perawatan 5 hari di Rumah Sakit Elizabeth Semarang.

“Ini saya menunggu visum dari RS Elizabeth. Itu laporan darinya 19 Oktober koq sampai sekarang belum ada muncul visumnya,” ucapnya.

Ditegaskan Dio, pihaknya selaku kuasa hukum korban telah membuat laporan dugaan penganiayaan ke Polrestabes Semarang dengan bukti lapor nomor, LP/B/706/X/2022/SPKT/Polrestabes Semarang/Polda Jawa Tengah.

Dan pihaknya selaku kuasa hukum korban mengapresiasi penyidik Polrestabes Semarang yang bertindak cepat dan segera menetapkan sabagai tersangka.

Ia menyayangkan dalam kasus ini pelaku tidak mempunyai itikad baik guna menyelesaikan kasusnya. Bahkan pelaku sempat mengintimidasi keluarga korban. Hal tersebut karena pelaku mengaku memiliki kenalan dekat orang kuat berpangkat jenderal.

“Kami menyayangkan tidak ada itikad baik dari pelaku maupun keluarganya karena diduga mempunyai bekingan seorang jenderal. Pada saat di rumah sakit ibu korban didatangi oleh dua orang berambut cepak dan mengintervensi diminta untuk mencabut laporan. Sampai mendatangi rumah keluarga korban memotret dan mengintimidasi, hingga membuat keluarga korban trauma adanya kejadian ini,” ungkap Dio.

Sementara itu, Vinsensius Arya Prakosa menjelaskan, pelaku marah karena dirinya tidak memberitahu jadwal presentasi kelompoknya. Sehingga pelaku terlewatkan jadwal presentasi yang dilakukan secara online.

“Saya kan satu kelompok dengan dia, teman-teman sudah mengerjakan tugasnya dan dikumpulin ke saya. Namun pelaku tidak mengerjakan karena memang pelaku jarang masuk kelas, tapi tetap saya masukkan namanya di tugas tersebut,” ucapnya.

Lalu pada esok harinya kelompoknya melaksanakan presentasi dan pelaku merasa kesal karena tidak dikabari. Padahal jadwal presentasi kelompoknya sudah diinfokan di grup kelas.

“Keesokan harinya jam 11 kan presentasi. Pelaku tidak ikut kelas itu, padahal online dan dosen sudah sudah memberi kabar lewat grup. Nah jam 11 dia tanya ke saya, lah koq enggak dikabarin. Lantas saya jelasin, kan sudah gede harusnya ada inisiatif tanya, dan sudah bagus namamu saya masukin. Lalu saya ke kampus ada kegiatan offline. Saat itulah pelaku meminta untuk bertemu saya, minta penjelasan kenapa tidak dikabari,” tutur Vinsensius.

Akhirnya terjadilah cek cok antara dirinya dengan pelaku hingga terjadi dorong-dorongan lalu pelaku menarik baju korban hingga sobek dan dengan refleks korban menangkis tangan pelaku.

“Disitu pelaku tidak terima, ngerasa kalo saya mukul duluan, lantas dipisah dan saya pindah keluar warung. Tapi pelaku tiba-tiba mukul saya dengan tangan kiri, mukul sekali,” ujar Vinsensius.

Dari kejadian ini, keluarga Vinsensius harus mengeluarkan uang puluhan juta untuk biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit.

Ia berharap kasusnya ditangani secara adil dan cepat selesai, agar tidak menjadi beban dan trauma pada keluarganya. (had).

Related Articles

Back to top button