Jatim

Produksi Bawang Merah Jawa Timur Surplus. Hadi : “Harga Di Pasaran Masih Normal !”

Panen Raya Bawang Merah

SURABAYA – HKNews.info : Melimpahnya produksi bawang merah di Jawa Timur, dibenarkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo. Dari bulan Januari hingga September 2019, tercatat produk bawah merah Jatim telah mencapai 358.622 ton.

“Dari realisasi produksi tersebut, konsumsi Jatim sepanjang Januari – September kemarin hanya 75.600 ton, atau konsumsi rata-rata per bulan hanya 8.400 ton. Sehingga kita surplus 283.022 ton,” kata Hadi Sulistyo, Senin pekan lalu.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo

Pada bulan Oktober 2019, di sentra – sentra produk bawang merah jawa timur dengan luasan panen 2.216 hektar, menghasilkan 25.235 ton. Terhitung menurun dibanding bulan sebelumnya. Tapi November naik lagi mencapai 41.167 ton dari luas panen 3.848 ha, dan Desember diperkirakan mencapai 12.155 ton dari luas panen 1.439 ha.

“Di kuartal terakhir tahun ini konsumsinya diperkirakan 25.200 ton atau 8.400 ton/bulan sehingga surplus 53.354 ton,” katanya.

Secara total produksi bawang merah sepanjang 2019 akan mencapai 437.178 ton, dengan konsumsi total hanya 100.800 ton, sehingga Jatim mengalami surplus 336.378 ton.

Menurutnya, harga bawang merah saat ini di tingkat petani juga masih tergolong normal terutama di daerah sentra penghasil bawang merah. Bahkan dengan kondisi kemarau yang panjang ini, tidak terlalu mempengaruhi komoditas bawang merah baik dari sisi produksi maupun harga.

Harga di tingkat petani saat ini berkisar Rp10.000 – Rp23.000/kg, sedangkan harga di pasar saat ini sekitar Rp14.000 – Rp34.000/kg.

“Biasanya harga bawang di daerah non sentra lebih tinggi dari daerah sentra, tapi saat ini masih wajar harganya,” kata Hadi Sulistyo.

Namun di sisi lain, Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) mengkhawatirkan melimpahnya stok bawang merah mengakibatkan harga terus anjlok di pasaran.

Seperti diungkapkan Juwari, Ketua ABMI, harga bawang merah di petani saat ini senilai Rp11.500 per kg, sedangkan harga acuan pembelian di petani harusnya di atas Rp13.800 per kg. Sementara itu, harga normal agar petani mendapat untung setidaknya Rp18.500 per kg. 

Harga yang menurutnya rendah ini berlangsung hingga November 2019 atau saat memasuki musim penghujan. Juwari menjelaskan penurunan harga akibat melimpahnya hasil produksi bawang merah merupakan pola tahunan. 

Panen Raya Bawang Merah

Periode Juni—Agustus dianggap sebagai periode terbaik untuk penanaman karena faktor musim yang menjanjikan produktivitas lebih tinggi. Namun, menurutnya, penurunan harga kali ini ini lebih dalam dibandingkan tahun sebelumnya karena jumlah produksi secara nasional meningkat. 

Dikhabarkan, pihak Kementerian Pertanian RI belakangan ini sedang mendata dan menyiapkan pengaturan pola tanam bawang merah di berbagai daerah untuk menstabilkan harga dan pasokan komoditas hortikultura itu. 

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto. “Kita siapkan data dan informasinya terkait pola tanamnya ini. Kita buat petanya untuk kabupaten seluruh Indonesia,” tuturnya kepada wartawan di Jakarta. (her/tim)

Related Articles

Back to top button