Wali Kota Risma : “Peralatan Medis Rumkit Surabaya Canggih. Tapi Warga Tidak Takut Biaya Berobat.”
SURABAYA – HKNews.info : Acara The 1st International Conference on Health Administration and Policy (ICoHAP) di Hotel Wyndam Surabaya, Sabtu (1/9), menjadi kesempatan bagi Wali Kota Tri Rismaharini untuk mengungkapkan, bahwa rumah sakit Surabaya telah memiliki dan menggunakan peralatan medis yang berkwalitas dan canggih. Tidak hanya itu, Pemerintah Kota Surabaya juga telah melakukan perbaikan manajemen rumah sakit di kota pahlawan, ini.
“Saya minta alatnya yang paling canggih. Alat-alatnya pasti nomor 1 dan termodern. Silahkan boleh dicek, saya gak bohong,” kata Wali Kota Risma disambut aplous para peserta konferensi.
Diungkapkan Wali Kota Risma, bahwa ia turun langsung ke rumah sakit Surabaya dan mengatur ruangan yang harus dipersiapkan untuk menampung alat – alat canggih tersebut. “Karena bagi saya, kalau saya bisa menyelamatkan satu orang, maka saya bisa menyelamatkan satu generasi. Mungkin yang diselamatkan itu bapaknya, kan bapaknya kalau sudah sembuh bisa cari nafkah untuk keluarganya,” kata dia.
Sampai ke persoalan antrian di puskesmas atau di rumah sakit, tak lepas dari pengamatan Wali Kota Risma. Hingga lahirlah aplikasi e-health, yakni melakukan antrian lewan mesin atau by phone. “Dengan menggunakan cara ini, maka nomor antrian dan jam pemeriksaannya akan diketahui, sehingga warga cukup datang mendekati jam pemeriksaannya itu, tidak perlu antri,” tuturnya.
Menurut Risma, yang diinginkan sekarang adalah catatan medis yang ada di puskesmas bisa diketahui pula di rumah sakit, sehingga apabila periksa ke rumah sakit tidak perlu lagi bawa berkas-berkas riwayat kesehatannya, namun tinggal menyebutkan nama dan alamatnya. “Selain itu, dokter menuliskan resep obatnya melalui aplikasi juga dan dikirim ke apotek, sehingga lebih efektif dan efisien,” ujarnya.
Seperti diketahui, The 1st International Conference on Health Administration and Policy (ICoHAP) adalah konferensi internasional pertama tentang administrasi dan kebijakan kesehatan, yang diadakan oleh Fakulotas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya. Acara ini dilaksanakan dua hari dengan mengambil tema “Manajemen Resiko Pelayanan Kesehatan”. Selain membuka konferensi ini, Wali Kota Risma didaulat menjadi kynote session.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan tentang program Jamkesmas Non Kuota yang dikhususkan mengcover biaya yang tidak ditanggung oleh asuransi. Ia mencontohkan apabila ada salah satu warga yang diharuskan cuci darah 4 kali, tapi yang ditanggung asuransi hanya 3 kali cuci darah, maka yang satu kali cuci darah itu akan diambilkan dari program Jamkesmas Non Kuota itu.
“Makanya saat ini Pemkot Surabaya menjadi tertinggi pembayar biaya asuransi untuk kesehatan, karena saya selalu katakan di Surabaya gratis. Dan alhamdulillah sekarang warga Surabaya bisa tersenyum karena kalau ke rumah sakit tidak takut biayanya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kolonel Laut Bima Pramundita selaku Ketua Panitia Konferensi Internasional memuji manajemen yang diterapkan Wali Kota Risma sangat luar biasa. Itu sebabnya, ia mengundang Wali Kota Risma untuk belajar tentang manajemen rumah sakit di Surabaya. “Saya kira beliau patut dijadikan contoh sukses dalam mengelola manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan,” kata Bima di sela-sela acara.
Selain mengundang Wali Kota Risma, pihaknya juga mengundang Direktur Mutu Akreditasi Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Deputi Direksi Bidang Aktuaria dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan, serta pembicara internasional dan nasional yang berpengalaman secara akademisi maupun praktisi di bidang manajemen risiko pelayanan kesehatan.
“Goal akhirnya nanti munculnya solusi kebijakan yang pas tentang mengelola manajemen risiko pada pelayanan kesehatan. Mudah-mudahan nanti didengar oleh pemerintah sehingga memunculkan kebijakan yang lebihkomprehensif,” pungkasnya. (yok)