Halo SurabayaPolitik

H Arif Fathoni Berbagi Kisah Spiritualitas Selama Berhaji. Ingat Surabaya, Apresiasi Penerapan Jam Malam.

SURABAYA – HKNews.info : H. Arif Fathoni, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, sepulang dari Tanah Suci, Mekkah, mengaku bersyukur masih diberikan kesempatan Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji dalam kondisi cukup prima.

Sebuah tenda haji yang teduh di depan rumahnya di kawasan Perumahan Rungkut Asri Barat, Surabaya, siap menyambut para tetamu yang datang untuk turut merasakan kharomah H. Arif Fathoni, yang baru pulang dari menunaikan Rukun Islam ke Lima di Tanah Suci, Mekkah.

Pokja JUDES saat silaturahmi ke kediaman H Arif Fathoni

Tak kecuali rombongan wartawan Kelompok Kerja JUDES (Jurnalis Dewan Surabaya), yang secara spontanitas pada Rabu siang (25/06/2025) itu dipimpin Ketua Judes, Inyong Maulana, datang bersilaturahmi ke kediaman H. Arif Fathoni. Kesempatan ini tak disia – siakan para jurnalis untuk menimba pengalaman H. Arif Fathoni selama berhaji di tanah suci.

Menurutnya, di kawasan Mina, Arab Saudi, kini telah banyak kawasan ruang terbuka dipasang rumput sintetis, sehingga nuansa jadi hijau. “Malah di beberapa jalan protokol di Mekkah itu banyak tumbuh pohon, yang orang sana menamainya ‘Pohon Sukarno’ karena dulu Presiden RI Soekarno membawakan pohon tersebut kepada Raja Arab Saudi, dan ternyata di sana dikembangbiakkan,” ungkapnya.

Pertanyaan yang banyak meluncur dari para wartawan, tak lain seputar Negeri Arab Saudi khususnya kawasan Tanah Suci Mekkah, dan kondisi para jamaah haji utamanya yang dari Indonesia, terkait kemelut perang Iran lawan Israel. “Alhamdulillah…. Kondusif,” jawab H. Arif Fathoni.

“Hari Senin Qatar (Negeri tetangga Arab Saudi) dirudal Iran, sehingga seluruh penerbangan ditutup, mengakibatkan kepulangan jamaah haji dari Indonesia tertunda sehari. Hal itu sempat membuat para jamaah stress, karena keinginan kami untuk segera kembali ke tanah air bertemu dengan keluarga jadi tertunda,” cerita H. Arif Fathoni. Dan kami, lanjutnya, memuji peranan para petugas haji di Mekkah yang mampu menenangkan suasana serta meredam kegelisahan para jamaah haji.

Hebatnya H Arif Fathoni selama menjalankan Rukun Islam ke lima di Tanah Suci, masih sempat mengingat kondisi di Tanah Air khususnya Kota Surabaya. “Yok opo rek khabare Suroboyo, selama aku haji di Arab ?” tanya H Arif Fathoni dengan logat Suroboyoan yang kental, kepada rombongan wartawan Judes yang dijamunya di bawah tenda.

Ada yang nyelethuk, “Sekarang Surabaya menerapkan ‘jam malam’ bagi anak – anak usia pelajar, pak Haji….!” kepada H. Arif Fathoni.

H Arif Fathoni, jelang wukuf di Arafah. (Foto Ig H Arif Fathoni)

Ia mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya menerapkan jam malam bagi anak – anak usia pelajar,  karena ada manfaat di sana. “Pertama sebagai upaya prefentif, bahwa orang tua menjadi perhatian terhadap anak – anaknya agar berada di rumah sebelum jam sepuluh malam. Kedua, itu bisa digunakan sebagai upaya represif untuk meminimalisir kenakalan remaja kita. Karena remaja – remaja yang nakal itu kalau janjian mau tawuran itu kan melalui mendsos, apalagi sekarang kalau mau tawuran mereka menyiapkan berbagai senjata tajam lalu diposting di medsos, beda anak muda di masa lalu yang hanya memakai batu untuk tawuran. Nah, postingan di medsos itu akan berdampak negative pada anak – anak muda lainnya di berbagai tempat di tanah air. Makanya penerapan jam malam di Kota Surabaya itu bagus !” tegasnya,

  1. Arif Fathoni juga mengapresiasi sanksi sosial yang diterpkan Pemkot Surabaya, dengan mengirim remaja nakal yang tertangkap Satpol PP karena melanggar jam malam, ke Liponsos untuk melayani para ODGJ. “Upaya represisf itu bisa menjadi dasar hukum untuk itu !” tuturnya.

Menurutnya, upaya menangani kenakalan remaja tidak bisa hanya bergantung dari program Pemerintah Kota Surabaya, melainkan peran aktif dan kesadaran orang tua sebagai hulunya pendidikan anak.

Terkait kebijakan membebaskan para siswa SD dan SMP Surabaya dari beban PR (Pekerjaan Rumah), H Arif Fathoni berharap ada skema penggantinya agar anak – anak tetap fokus pada sekolah.

Kepulangan H. Arif Fathoni dari Tanah Suci tidak hanya membawa oleh-oleh spiritual bagi dirinya dan keluarganya, tetapi juga semangat untuk terus peduli dan mengawal pembangunan moral di Kota Surabaya. Perjalanan hajinya menjadi refleksi bahwa menjaga rumah, masyarakat, dan generasi muda adalah bagian dari ibadah yang tak kalah mulia. (yok)

Related Articles

Back to top button