Jateng Raya

Kasatpol PP Semarang Saksikan Warga Bongkar Rumah Sendiri. 

Setelah Terima 'Tali Asih' Rp 40 Juta

SEMARANG – HKNews.info – Setelah beberapa hari lalu Satpol PP Kota Semarang melaksanakan pembongkaran beberapa lapak dan rumah yang berada di Kampung Karangjangkang, Ngemplak Simongan, Semarang Barat, Kota Semarang, hari ini Selasa (21/9/2021) warga blok atas, Kampung Karangjangkang, mulai membongkar rumahnya secara mandiri.

Hal itu setelah dari pemilik tanah, Putut Sutopo memberikan tali asih sebesar Rp 40 Juta kepada warga yang belum menerima uang kerohiman.

Dalam pembongkaran ini, Kasatpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto secara langsung meninjau lokasi warga yang tengah membongkar rumahnya sendiri.

Tidak seperti biasanya dalam setiap melaksanakan tugas pembongkaran dengan mengerahkan anggotanya, namun saat menyambangi rumah warga yang dibongkar oleh pemiliknya ini, Fajar hanya ditemani seorang anggota yang mengawal tugas Kasatpol PP Kota Semarang dan nampak hanya mengenakan pakaian batik, tidak dengan pakaian dinasnya.

Dari pantuannya, Fajar mendapati empat rumah sudah mulai dibongkar oleh pemiliknya sendiri.

Salah seorang warga yang ditemui Fajar, Roni (44) mengatakan dirinya sudah menerima uang tali asih sebesar Rp 40 Juta. Karena itu, hari ini dirinya mulai membongkar sendiri rumahnya.

“Setelah terima tali asih, kita kan diberi waktu bongkar selama 3 minggu. Saya lebih suka bongkar sendiri. Kalau dibongkar pakai alat berat kan barang- barang jadi rusak. Kalau bongkar sendiri barang- barang saya aman seperti pintu, jendela dan lain lain dan bisa kami gunakan kembali,” tutur Roni.

Selain barang-barang aman, lanjutnya, dia dan warga juga tak ingin terjadi bentrok dengan Satpol PP bila eksekusi pakai alat berat. “Engga mau ribut-ribut, kan terlalu beresiko. Berlawanan dengan hukum,” ujarnya.

Ia mengaku sudah tinggal di tempat itu sejak tahun 2001. Saat itu, kata dia, dirinya membeli tanah garapan senilai 20 juta. Ia mengaku sebenarnya sedih harus pindah dari tempat itu. Namun ia hanya bisa pasrah sebab tali asih sudah diberikan. “Tahun 2001 itu saya beli memang enggak ada IMBnya. Sekarang harus pindah sebenarnya sedih tapi mau gimana lagi. Legowo saja. Setelah ini mau cari kontrakan,” ucap dia.

“Jika tidak dapat kontrakan di sini (Semarang), ya saya pulang kampung saja ke Tingkir, Kota Salatiga,” imbuh Roni.

Seorang warga lainnya, Bambang (55) mengaku sudah menempati wilayah itu sejak tahun 1985. Sama seperti Roni, saat itu dirinya mendirikan rumah dengan diawali membeli tanah garapan. “Tahun 1973, saya kesini, wilayah sini masih pemakaman. Lalu tahun 1985 saya beli tanah garapan disini senilai 500 ribu. Ya sekarang pasrah aja,” katanya.

Fajar mengaku bersyukur sudah ada empat rumah yang dibongkar oleh pemiliknya. Menurutnya ini menunjukkan bahwa warga menepati janji dan komitmen.

“Kesepakatannya kan tiga minggu sudah clear. Ya paling perkiraannya selesai pertengahan Oktober. Kami apresiasi warga yang hari ini sudah mulai bongkar sendiri,” kata Fajar.

Dengan dimulainya pembongkaran secara mandiri ini kata dia, juga menunjukkan bahwa warga paham dan taat aturan hukum yang berlaku

“Silahkan bongkar sendiri. Amankan barang yang masih bisa digunakan. Tapi kalau warga merasa keberatan merobohkan tembok karena terlalu sulit, ya tinggal saja. Nanti biar kami dan pemilik tanah yang merobohkan,” jelasnya.

Ia pun mengaku optimis warga bisa menepati pembongkaran selesai 3 minggu. “Apalagi warga Kota Semarang ini tahu bahwa Satpol PP tegas. Begitu warga berembung bongkar sendiri, saya percaya hal itu bisa ditepati. Jika warga butuh bantuan bongkar, kami akan bantu,” imbuh dia.

Di sisi lain saat disinggung dirinya tak memakai seragam dan tak ada pengawalan dari beberapa anak buahnya, ia menjelaskan hal ini sebagai langkah humanis agar warga tak merasa ketakutan.

“Ada saatnya kita penegakkan perda secara tegas, ada saatnya kita pendekatan secara face to face. Kan warga juga sudah beritikad baik, makanya saya enggak pakai seragam. Ada saatnya tegas. Ada saatnya secara kekeluargaan seperti sering ketemu,” pungkas Fajar. (had).

Related Articles

Back to top button