Headline

Tekat Baja Siswi Tak Disukai Guru Tapi Kini Jadi Walikota, Terungkap Di Peresmian SMPN 61 Surabaya

SURABAYA – HKNews.info : Kemegahan gedung SMP Negeri 61, yang dibangun di atas lahan yang luas dan lega di kawasan Jl. Tengger Raya, Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya, mengguratkan semangat tersendiri bagi puluhan Kepala Sekolah SMP Negeri se Surabaya, yang terhimpun di bawah naungan tenda peresmian sekolahan ini, pada Selasa siang (18/08/2020).

Sejak dibangun pada bulan Juli 2017, hingga kini sekolah yang dikepalai oleh Hesti Kusumawati, ini telah memiliki 21 rombel dengan tiap rombel terisi rata –rata 40 siswa. Dan kini tiba waktunya, sekolahan yang bakal bersanding dengan Jalan Lingkar Barat Surabaya, ini diresmikan oleh Wali Kota Tri Rismaharini.

Hadir pula dalam peresmian ini, Forum Pimpinan Kota Surabaya seperti Komandan Korem, Kapolrestabes Surabaya, dan Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya, Anggota DPRD Surabaya, serta unsur Muspika Kecamatan Benowo.

Dalam sambutannya, Wali Kota Risma mengungkapkan keinginan pemerintah kota suatu saat nanti bisa memiliki peserta didik dalam satu rombel kelas yang mendekati ideal. Karena itu, dalam setahun pemerintah kota menambah rata – rata hingga tiga SMP (negeri) baru, plus menambah ruang kelas di sekolah – sekolah yang sudah ada, namun toh itu masih terasa kurang.

Hal ini, kata Wali Kota Risma, demi cita – cita luhur bangsa untuk kelak menciptakan generasi penerus yang memiliki SDM (sumber daya manusia) yang unggul, agar Indonesia menjadi bangsa yang maju. “Jadi walaupun Surabaya tidak memiliki sumber daya alam, tapi tidak berarti kita boleh kalah dari sisi bagaimana memajukan sektor ekonomi rakyat ini. Contoh negera Singapura yang tidak memiliki kekayaan alam, tapi karena memiliki sumber daya manusia yang bagus maka dia bisa menang diantara negara – negara lain yang bahkan sumber kekayaan alamnya melimpah,” tutur Wali Kota Risma, seraya menambahkan, bahwa artinya rakyat Surabaya pun harus menang di dalam Sumber Daya Manusia – nya.

“Kita harus mengajarkan kepada anak didik kita untuk selalu berinovasi,” tutur Wali Kota Risma, kepada segenap pendidik yang hadir. Ia berharap agar para guru mendorong anak – anak didik untuk belajar dan terus belajar.

Di sinilah Wali Kota Risma mengisahkan dirinya di masa lalu ketika masih di bangku SD dan SMP selalu menjadi langganan juara kelas. Tapi di SMA nilainya turun karena begitu banyak kegiatan ekstrakulikuler yang diikutinya, saat di kelas 1 dan 2 (sekarang kelas 10 dan 11). Maka di tahun terakhir (kelas 3 SMA) ia mengejar nilai hingga lulus dan diterima di tiga perguruan tinggi negeri, yakni di ITS jurusan arsitek, di UNS jurusan kedokteran, dan di IKIP jurusan matematika.

Wali Kota Risma juga memotifasi SMPN 61 agar tidak merasa sebagai sekolah pinggiran, dan jangan kalah dengan sekolahan di tengah kota. Yang bagus, kata wali kota,  adalah bila sekolah ini bisa meluluskan siswa – siswi berkwalitas tidak kalah dengan sekolah lain. “Dan sebentar lagi SMP Negeri 61 bakal dekat dengan jalan lingkar barat Surabaya, sehingga bukan sekolah pinggiran lagi. Jadi dari sini mau ke Galaxi Mall bisa ditempuh dalam waktu hanya 10 menit,” tuturnya, disambut tepuk tangan hadirin. Jadi, katanya, dorongan dan motifasi untuk anak – anak itu sangat penting untuk anak – anak kita.

Wali Kota Risma juga mengisahkan bahwa dulu sebagai siswi di sekolah ia tidak disukai oleh seorang guru, sehingga ia ngotot les kepada tiga orang guru agar disukai. Meski nilai tinggi toh ia ditempat di urutan terakhir. Namun seiring berjalannya waktu, hingga kini Tri Rismaharini telah menjadi Wali Kota Surabaya selama dua periode, dengan begitu banyak penghargaan. Tidak hanya itu, ia juga terpilih sebagai Presiden UCLG Asia Pasific.

Itu karena tekatnya yang sekeras baja untuk maju, dan kini dimotifasikan kepada para pendidik dan anak – anak didik.

Usai sambutan, Wali Kota Risma menandatangani prasasti, dilanjutkan pemotongan tumpeng yang diberikan kepada Kepala SMP Negeri 61, seraya berpesan kepada yang lain agar tetap menjaga protokol kesehatan dalam berbagi nasi tumpeng. (yok).

Related Articles

Back to top button