APEKSI Komitmen Wujudkan Indonesia Bebas Sampah 2029

SURABAYA – HKNews.info : Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) menegaskan komitmennya dalam mendukung target nasional Indonesia bebas sampah pada 2029. Komitmen tersebut ditegaskan dalam rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII APEKSI yang digelar di Kota Surabaya, Jumat (9/5/2025).
Ketua Dewan Pengurus APEKSI sekaligus Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan bahwa seluruh anggota APEKSI telah menyelaraskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Hal ini termasuk target strategis untuk mewujudkan Indonesia bebas sampah pada 2029.
“Kami juga membuat RPJMD, itu sesuai dengan RPJMN yang ditetapkan. Seperti contoh tahun 2029, Indonesia harus bebas sampah, maka semua kota harus bergerak bersama,” kata Wali Kota Eri usai menyaksikan Karnaval Budaya di depan Balai Pemuda Surabaya, Jumat (9/5/2025) malam.
Ia menyatakan bahwa komitmen tersebut sebagai bagian dari visi bersama seluruh pemerintah kota yang tergabung dalam APEKSI. Meski tantangan urbanisasi dan peningkatan jumlah penduduk di kota-kota besar terus meningkat, namun hal itu tidak boleh menjadi hambatan untuk mencapai target nasional tersebut.
“Bagaimana kami di semua kota ini meskipun dengan penduduk yang banyak karena urbanisasi, tapi kita harus bisa bebas dari sampah tahun 2029. Itu menjadi komitmen kami,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Eri juga menuturkan bahwa kegiatan Karnaval Budaya yang menjadi bagian dari Munas APEKSI menjadi simbol semangat persatuan dalam keberagaman serta sinergi antar pemerintah kota dalam mendukung agenda-agenda pembangunan nasional.
Acara ini menampilkan kekayaan budaya dari 98 kota se-Indonesia dalam bentuk parade bertema “Light Culture Parade”, yang menyuguhkan pertunjukan seni, busana adat, hingga tarian tradisional.
Ia menegaskan bahwa Karnaval Budaya ini tidak hanya menampilkan seni semata, tetapi juga menjadi ajang mempererat kebersamaan antar pemerintah kota.
“Karnaval Budaya ini beda dengan Surabaya Vaganza. Karena ini adalah tampilan dari delegasi yang ada dari kota-kota di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa karnaval ini mencerminkan kedekatan dan kerja sama erat antar wali kota anggota APEKSI dalam membangun masa depan Indonesia.
“Kami mengadakan karnaval ini untuk menunjukkan, bahwa kami disatukan oleh budaya, kami disatukan oleh rasa yang sama antar kota, sehingga budaya ini semakin merekatkan kami. Bisa dilihat, dengan budaya tadi, kami semakin dekat antar wali kota dan berbagi antar wali kota se-Indonesia,” jelasnya.
Selain Karnaval Budaya, Munas ke-VII APEKSI 2025 juga menjadi ajang strategis untuk menyatukan visi antara pemerintah kota dan pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden RI, Prabowo Subianto.
“Pada waktu rapat Munas (APEKSI) kita sampaikan kita adalah satu visi dengan presiden. Bagaimana APEKSI bukan tempat untuk mengeluh, tapi APEKSI adalah tempat untuk menjalankan visi misi presiden,” ujarnya.
Sebagai contoh, Wali Kota Eri mengungkap soal program Sekolah Rakyat yang membutuhkan lahan seluas tujuh hektar di tiap kota. Ia optimistis pemerintah pusat akan memberikan dukungan terhadap keterbatasan yang dihadapi kota-kota dalam merealisasikan program tersebut.
“Jikalau ada yang kurang, bisa kita jalankan, seperti sekolah rakyat, yang harus menyediakan 7 hektar, saya yakin Pak Presiden pasti akan memberikan arahan bagi kami sehingga kota tetap bisa menjalankan sekolah rakyat,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Munas VII APEKSI 2025 digelar pada 6-10 Mei di Kota Surabaya. Rangkaian kegiatan meliputi Youth City Changers (6-7 Mei), Forum Komunikasi Digital (7 Mei), Munas VII (8-9 Mei), Ladies Program dan City Tour (8 Mei), Dinner di Kenjeran (8 Mei), Indonesia City Expo (8-10 Mei), Karnaval Budaya (9 Mei), serta Mayor’s Fun Match Football (10 Mei). (yok)