Halo SurabayaPolitik

Bahas Raperda APBD 2026, Komisi B DPRD Surabaya Soroti dan Kritik Kinerja Jajaran BUMD

Pesan Dewan : "Jangan Hanya Kejar Profit, Tapi Hadirkan Pula Layanan Prima !"

SURABAYA – HKNews.info : Rapat Koordinasi dewan bersama jajaran pimpinan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) dan perwakilan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Kota Surabaya, di Komisi B DPRD Kota Surabaya, Senin (20/10/2025), banyak diwarnai kritik dan sorotan anggota dewan terhadap kinerja jajaran BUMD, dari sisi pelayanan publik maupun kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya. Seperti Perumda Air Minum Surya Sembada, Perumda Pasar Surya, maupun PT Yekape.

Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, M. Faridz Afif

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, M. Faridz Afif, ini membahas Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya Tahun Anggaran 2026.

Anggota Komisi B, Baktiono, menyoroti persoalan perumahan dan hunian vertikal di Surabaya yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi PT Yekape dan pemerintah kota. Ia menilai masih banyak warga yang belum terakomodasi dalam program rumah susun.

“Yang antre ada 13 ribu warga, itu belum termasuk yang tidak antre. Jadi perlu keseriusan dan pemerataan, jangan hanya mengandalkan pihak tertentu tanpa melihat kebutuhan masyarakat luas,” ujarnya.

Sedangkan anggota Komisi B lainnya, Budi Leksono, menyoroti persoalan aset dan pengelolaan pasar tradisional oleh Perumda Pasar Surya. Ia menilai, banyak aset pasar yang potensinya belum tergarap maksimal.

Anggota Komisi B, Budi Leksono

“Kalau pasar itu dianggap sebagai pusat bisnis, maka pengelolaannya juga harus profesional. Banyak area pasar yang seharusnya bisa dioptimalkan untuk meningkatkan pendapatan. Kita harus berani mengambil tindakan agar aset-aset yang mangkrak bisa dimanfaatkan,” tegasnya. Ia juga mengingatkan agar kerja sama dengan pihak ketiga dilakukan secara transparan dan perhitungannya matang.

Tak kurang, anggota Wakil Ketua Komisi B, Mochammad Machmud, juga menyoroti pasar, utamanya kondisi sejumlah pasar di wilayah Surabaya Barat yang dinilainya “mati suri”. “Ada pasar yang sudah ditutup dengan seng, tapi statusnya tidak jelas. Ini perlu kepastian hukum dan pengelolaan yang lebih baik supaya bisa hidup kembali dan memberi manfaat bagi pedagang,” ungkapnya.

Menanggapi kritikan dewan, Direktur Utama Perumda Pasar Surya, Agus Priyo, menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya menyeimbangkan antara pelayanan dan profit. “Beban terbesar kami ada di SDM karena penyesuaian UMK. Namun kami tetap fokus meningkatkan pelayanan agar pedagang merasa nyaman,” jelasnya. Ia juga mengungkapkan sejumlah investor mulai melirik potensi kerja sama di beberapa pasar seperti Blauran, Tunjungan, dan Rungkut.

Sedangkan dari perwakilan PT Yekape, Catur, menjelaskan pihaknya tengah mengembangkan dua tower hunian di kawasan Wonosakti, Surabaya Timur, dengan harga berkisar Rp285–300 juta per unit. “Segmen kami memang menengah ke atas, tapi kami tetap berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk kajian lanjutan terhadap lahan-lahan potensial di kawasan timur,” katanya.

Sementara itu dari pihak BUMD, Direktur Utama Perumda Air Minum Surya Sembada, Arief Wisnu Wicaksono, menjelaskan bahwa pihaknya tengah fokus meningkatkan keandalan pasokan air dan efisiensi operasional.

“Beban operasional naik tiap tahun, terutama dari sisi listrik dan perawatan. Namun peningkatan kapasitas lebih difokuskan untuk keandalan suplai, bukan semata menambah pelanggan,” katanya. Arief juga memastikan proyek Instalasi Pengolahan Air (IPAL) 4 di Karangpilang telah mencapai 80 persen dan ditargetkan beroperasi pada November mendatang.

Suasana Rapat Koordinasi di Komisi B DPRD Surabaya, Senin (20/10/2025)

Ketua Komisi B, Faridz Afif, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah kota dan BUMD untuk menjaga stabilitas pelayanan publik sekaligus meningkatkan kontribusi PAD. Ia merinci, pada tahun 2026 Perumda Air Minum Surya Sembada menargetkan laba bersih Rp238 miliar dengan dividen Rp131 miliar, PT Yekape menargetkan laba bersih Rp30 miliar dengan dividen Rp18 miliar, dan Perumda Pasar Surya menargetkan laba bersih Rp4 miliar dengan dividen Rp2 miliar.

“Semua BUMD harus memperkuat kinerja agar tetap efisien dan berorientasi pada pelayanan masyarakat, bukan semata mengejar profit,” pesan Faridz, di penghujung rapat. (yok)

Related Articles

Back to top button