Jateng Raya

Sarasehan Selapanan Permadani Kota Semarang Bedah Serat Tripama

SEMARANG – HKNews.info – Serat Tripama Ngugemi Jiwaning Satriya, tema bedah budaya dalam sarasehan rutin Selapanan yang digelar DPD Permadani Kota Semarang bersama Permadani Cabang Kecamatan Mijen dengan menghadirkan narasumber Ir. Agus Waryanto, SIP MM, Ketua KSBN (Komite Seni Budaya Nasional) Jawa Tengah, Rabu (10/5/2023) malam.
Serat Tripama adalah merupakan karya sastra budaya Jawa karya Kanjeng Gusti Arya Mangkunegaran IV (KGPAA Mangkunegaran IV) di Surakarta berupa tembang macapat Dhandanggula yang tersusun menjadi tujuh pada (bait).
“Serat Tripama ditulis pada tahun 1860-an yang mengajarkan sikap kekesatriaan prajurit dikala itu dengan mengambil perumpamaan tiga tokoh pewayangan yakni, Patih Suwandha, Kumbakarna dan Basukarna (Adipati Karna),”
“Isi dari Serat Tripama menjadikan panutan dari sikap kesatria prajurit yang patuh melaksanakan perintah raja dalam membela negara,” tutur Agus Waryanto mengawali bedah Serat Tripama.
Meneladani kisah keprajuritan tiga tokoh pewayangan yang digambarkan dalam Serat Tripama, Agus Waryanto menyelaraskan dalam bernegara harusĀ  mempunyai watak kesatria, berjiwa patriot dan berani dalam membela negara.
“Tiga tokoh kesatria dalam dunia pewayangan yang menjadi perumpamaan dalam Serat Tripama, yaitu, Sumantri (Patih Suwandha) yang mempunyai watak kesatria, pemberani dan patuh dalam menjalankan perintah raja meski nyawa menjadi taruhannya,” jelasnya.
Kemudian, Kumbakarna, digambarkan sebagai kesatria berjiwa patriot dalam membela tumpah darahnya (negaranya) saat diserang oleh bala Wanara dari Pancawati.
Dan Adipati Karna (Basukarna), kesatria pemberani tau balasbudi atas kemakmuran dan kesejahteraan negaranya dari Prabu Duryudana Raja Astina. Sehingga dia membela Prabu Duryudana dalam perang Baratayudha meski harus berhadapan dengan saudaranya, Pandawa.
Memaknai Serat Tripama yang dibedah dalam sarasehan DPD Permadani Kota Semarang bersama Permadani Cabang Mijen, Agus Waryanto memberikanĀ  gambaran tiga tokoh kesatria dalam cerita pewayangan tersebut dengan meneladani sikap kesatria, patriotisme dalam membela negara.
“Yang pertama, niat dan kemampuan tekad dari Sumantri yang teguh melaksanakan perintah rajanya meski yang dihadapi adalah ratu sakti mandraguna. Kedua, sikap setia pada negara yang dicerminkan watak Kumbakarna dalam membela bumi tumpah darahnya. Dan Adipati Karna, karena wilayahnya merasa dihidupi oleh Astina apapun resikonya berani membela Astina meskipun yang dihadapi sauadaranya sendiri yaitu Pandawa,” jelas Agus.
Secara umum dijelaskan Agus Waryanto, Tripama bercerita tentang kisah keprajuritan. Namun dalam kehidupan bermasyarakat mempunyai nilai sama yang hendaknya dapat menjadi teladan yang baik dalam bernegara.
Konsep mempertahankan negara, mencintai negara serta kepentingan bangsa dan negara menjadi prioritas daripada kepentingan pribadi.
“Implementasinya, walaupun beda pilihan dalam keanekaragaman, namun hendaknya tetap satu, yaitu NKRI. Ini harus kita teladani, kita adalah satu kesatuan dan bukan untuk kepentingan yang lain, namun kita wajib menjaga negara kesatuan dalam mempertahankan NKRI,” tegasnya.
Mengikuti sarasehan Selapanan di Pendapa Kinanthi Wonolopo Mijen, Ketua DPD Permadani Kota Semarang, Subardo, SH mengapresiasi bedah budaya tema Serat Tripama yang dikupas narasumber KSBN (Komite Seni Budaya Nasional) Jawa Tengah.
“Pitutur luhur Serat Tripama dari Mangkunegaran IV menjadi pembelajaran bagi kita dan generasi muda yang harus mempunyai jiwa kesatria dalam membela kebenaran, membela negara serta hal-hal yang baik yang ada di lingkungan kita,” tutur Subardo memaknai Serat Tripama yang dibedah narasumber Agus Waryanto dari KSBN.
Teladan yang dapat diambil dari tokoh pewayangan tersebut menurut Subardo yang berprofesi sebagai anggota polisi di Polsek Mijen ini, bahwa sikap patriotisme dalam membela negara harus dimiliki oleh generasi muda dan seluruh masyarakat Indonesia.
“Tadi disampaikan narasumber, tidak ada kesempurnaan, tetapi tetap ada yang ditokohkan menjadi contoh (teladan) yang baik sebagai pahlawan yang jiwa kepatriotannya harus kita teladani,” ucapnya.
Sarasehan untuk kali ketiga yang digelar Permadani Kota Semarang dan Cabang Mijen di Pendapa Kinanthi Wonolopo, Mijen dihadiri, Dewan Penasehat Permadani, Drs. Bambang Supriyono, M.Pd., Kanjeng Dawud, pamong Permadani Mijen, perwakilan Permadani Cabang Gunungpati dan Ratualiyan serta siswa Pawiyatan Panataca Tuwin Pamedhar Sabda, Bregada 5. (had).
Foto 1 : Sarasehan Selapanan DPD Permadani Kota Semarang di Pendapa Kinanthi Wonolopo, Mijen, Semarang.

Related Articles

Back to top button