Politik

Sekapur Sirih Ning Lia Istifhama, Diantara Teka – Teki Rekom PDIP Buat Pilkada Surabaya 2020

Ning Lia Istifhama

SURABAYA – HKNews.info : Kampung Wonocolo, Surabaya, yang padat permukiman serta padat arus lalu – lintas, dulu tampak ijo royo – royo, tapi kini berubah menjadi “Bang-Jo

Ijo royo – royo karena saat itu berkat ketokohan dan kemasyuran nama besar KH Masykur Hasyim, sebagai tokoh Nahdatul Ulama, sebagai Ketua DPW PPP Jawa Timur, dan sebagai ulama yang berkediaman di kampung Wonocolo.

Kini…., kampung Wonocolo menjadi Bang-Jo, tak lain berkat kian moncernya nama Ning Lia Istifhama di tengah masyarakat Kota Surabaya, sebagai sosok intelektual yang merakyat, putri Almarhum KH Masykur Hasyim, yang membawa nama besar Ayahanda tercinta, terjun ke kancah politik melalui DPD PDIP Jawa Timur, untuk turut menyemarakkan Pilkada Surabaya 2020.

Relawan Ning Lia Istifhama, menyebut “Bang-Jo” adalah sebuah keniscayaan sejarah. “Perjuangan arek – arek Suroboyo di masa mempertahankan kemerdekaan, tidak lepas dari resolusi jihad NU,” kata mereka, yang meyakini kelak Surabaya menjadi Bang-Jo.

Sekarang….apa kata sang tokoh, demi melihat wacana kandidat Walikota Surabaya dan Wakil Walikota Surabaya dari PDIP, yang hingga kini masih teka – teki dan sempat mengguratkan kegelisahan tersendiri diantara warga kota ? Utamanya tentang siapa sosok pemimpin perempuan kelak yang se-kaliber Walikota Tri Rismaharini ?

Ning Lia Istifhama selaku kader eksternal PDIP, melihat perhatian publik kini lebih terfokus pada siapa yang mendapat rekom dari PDIP, pasca turunnya rekomendasi atas pasangan Machfud Arifin – Mujiaman.

Secara taktis, Ning Lia sebagai warga Wonocolo – Surabaya, menjawab, “Bismillah…saya yakin, dan Insya Allah ada kok pemimpin IDEAL, dalam artian Ilmu, Dedikasi, Empati, Adil dan Leardershipisaction.

Ilmu, kata Ning Lia, adalah sosok yang mau menggali wawasan luas demi kemajuan Surabaya. Dedikasi, adalah sosok yang anti magabut alias makan gaji buta, melainkan menilai jabatan adalah porsi dia harus menjalankan tanggung jawab besar, baik pada Allah SWT dan masyarakat umum. Empati, adalah kepedulian sosial, jadi bukan sosok yang ndangak (melihat ke atas) saja, tapi memang asli peduli dan semrawung. Adil, adalah mau jujur dan obyektif, bukan tukang fitnah atau kuping tipis, sehingga bisa mendapat informasi luas dan benar. Dan Leadershipisaction, kemampuan menjadi pemimpin adalah dari kerjanya, bukan dari seringnya ia main perintah pada bawahan.

“Kesemua aspek itu, saya yakin ada dan nyata. Pasti ada wong asli Suroboyo yang memiliki hal tersebut”, ucap Ning Lia istifhama.

Saat ditanya soal kans rekomnya, mantan Putri NU Surabaya ini memberikan jawaban singkat, “Tidak ada secuil pun optimisme yang hilang. Karena awal proses ini adalah OTAK, yaitu Optimis dan Tawakkal. Jadi semua kembali pada Allah SWT”. (yok)

Related Articles

Back to top button