Dapat Restu Gubernur, Distan Jatim Ajukan Tambahan Pasokan Pupuk Ke Pusat
SURABAYA – HKNews.info : Demi memenuhi kebutuhan pertanian dan perkebunan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, akhirnya harus mengajukan penambahan pasokan pupuk. Hal ini mengingat kuota dari pusat (Kementerian Pertanian) yang realisasinya tidak sesui dengan pengajuan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo ketika dikonfirmasi di Blitar, Rabu (19/02), mengungkapkan pihaknya sudah membicarakan masalah pupuk dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Hadi mengharapkan ada kebijakan baru, sehingga jatah pupuk untuk Jatim ditambah.
“Jelas dong, kami tetap berusaha. Gubernur juga akan menemui menteri dan kami tunggu kabar dari pusat sebab itu kewenangan pusat,” katanya.
Hadi mengatakan, untuk pupuk di Jatim ada penurunan 48,28 persen dari kuota. Kuota dari pusat yang diberikan pada 2020 hanya 1,3 juta ton, padahal yang diajukan sesuai dengan usulan 4,9 juta ton untuk berbagai jenis pupuk.
Pihaknya juga sudah mempertanyakan penurunan kuota yang tidak sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) tersebut. Padahal, kebutuhan pupuk di Jatim cukup besar.
Terlebih, kata Hadi, Jatim adalah lumbung pangan nasional. Namun, alasan yang diberikan karena terbentur anggaran.
“Kami kemarin sudah ke pusat dan dari dirjen sampaikan alasannya dana APBN kurang. Saat ini masih cek RDKK yang dari Kementan. Kami harap segera dipenuhi untuk kekurangan pupuk, karena Jatim kan juga lumbung pangan nasional,” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan pupuk pada musim tanam ini, Hadi mengatakan sementara melakukan relokasi. Yakni, untuk daerah yang kekurangan pupuk, akan diambilkan dari daerah lain yang stok pupuknya masih berlebih.
“Di Jatim hanya bisa relokasi. Jadi, kabupaten A yang kekurangan pupuk diambilkan dari kabupaten B yang stoknya berlebih. Tentunya ada beberapa kabupaten yang mengeluhkan masalah pupuk. Diupayakan sejak bulan lalu, kebutuhan (pupuk) untuk musim tanam selanjutnya, dimajukan,” kata dia.
Seperti diketahui, para petani jawa timur sempat bergejolak oleh karena minimnya stok pupuk organik sehingga sulit didapatkan, sebagai akibat dari dipangkasnya pasokan pupuk bersubsidi tahun ini.
Jatah pupuk organik untuk Jawa Timur tahun 2020 ini hanya sekitar 1,3 juta ton, jauh menurun dari jatah tahun lalu yang mencapai 4.9 juta ton. Pihak dewan merencanakan akan berangkat ke Jakarta bersama Distan Jatim, untuk menghadap ke Kementerian Pertanian, guna membahas persoalan distribusi pupuk bersubsidi bagi Jawa Timur. (her)