Jateng Raya

DPP Permadani Gelar Halalbihalal dan Santiaji se-Jawa Tengah

SEMARANG – HKNews.info : DPP Permadani (Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia) menyelenggarakan Halalbihalal dan Santiaji yang dilaksanakan di Gedung UPGRIS Jl. Sriwijaya, Kota Semarang, Sabtu (6/5/2023).

Halalbihalal dihadiri Dewan Pakar Permadani, Dr. H. Sunarso, SH MH., Drs. Bambang Supriyono, M.Pd., Dr. Ghufron Abdullah, M.Pd., dan Bekti Trisnowati, SH MH,

Hadir pula, Ketua Dewan Pertimbangan Permadani, Sudjadi, SE., Edi Suprapto, BA., Ir. Anwar Efendi, MT., dan Totok Suharto, SH.

Ketua DPP Permadani Drs. Suyitno, M.Pd., beserta pengurus, Ketua DPW Permadani Jawa Tengah Drs Y.A Pedi Hendriyadi beserta pengurus, serta perwakilan DPD Permadani Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.

“Halalbihalal ini dalam rangka mengumpulkan warga Permadani di Jawa Tengah, namun hanya pengurusnya. Alhamdulillah 24 kabupaten/kota se-Jawa Tengah semua bisa hadir,” tutur Ketua DPP Permadani, Drs. Suyitno, M.Pd usai Halalbihalal.

Dijelaskan Suyitno, perkembangan Permadani di daerah-daerah tidak terlahir secara top down namun buttom up. Sehingga Permadani mengikuti perkembangan dan permintaan setiap daerah.

“Alhamdulillah, konsep Permadani yang kami tawarkan, bahwa Permadani ini sebuah organisasi budaya yang mengedepankan persaudaraan, dan ini dapat diterima dan membekas didalam organisasi itu sendiri,” bebernya.

Ditegaskannya, Permadani bukan menawarkan sebuah kursus untuk menjadi seorang ahli panatacara atau ahli pidato (pembawa acara/MC), tetapi kursus yang diselenggarakan Permadani dalam rangka untuk mengikat persaudaraan yang dibumbui dengan berbagai keterampilan antara lain, keterampilan ngemci, pidato dan lain sebagainya.

Hal ini dikatakan Suyitno, tak lepas dari kiprah para pendiri sebelumnya pada tahun 1984 hingga saat ini begitu pesat perkembangannya.

“Saat ini DPW ada 4 provinsi yaitu, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jambi dan Bengkulu,” jelas Suyitno.

Permadani, merupakan organisasi budaya yang bersifat independen dan non struktural, berjalan sesuai kemampuan. “Ini sebuah capaian yang luar biasa ya menurut kami, karena sampai menyebar sampai empat provinsi,” imbuhnya.

Menurutnya, budaya mempunyai dua sisi yang berbeda. Satu sisi, budaya itu bagus, namun disisi yang lain, budaya mempunyai sisi yang rawan konflik.

“Artinya, ketika kami orang Jawa, meskipun bigframe kami adalah budaya nasional, tetapi karena kami dari Jawa, ketika kita keluar Jawa pun akan dicurigai disana nanti akan terjadi upaya Jawaisme,” tuturnya.

Berkaca dari permasalahan di Sampit, dirinya tidak ingin terjadi hal serupa. Sehingga dirinya sangat berhati-hati dan menyesuaikan dengan permintaan daerah yang bersangkutan.

“Bila daerah meminta, kami baru menindaklanjuti sesuai kearifan lokal. Karena sesungguhnya konsep besar budaya Nasional Indonesia adalah budaya yang ada di daerah-daerah itu sendiri. Kami akan mewadahi dan mengkoordinasi, dan itu dasarnya adalah persaudaraan,” ujarnya.

Dalam memenuhi permintaan daerah-daerah yang melaksanakan pawiyatan (kursus), DPP Permadani berusaha semaksimal mungkin dapat memenuhi program pawiyatan yang dilaksanakan di daerah.

“Sesungguhnya kalau bicara tentang kemampuan kami, ini sudah sangat luar biasa,” kata Suyitno.

Di Kota Semarang dikatakan Suyitno ada sekitar lebih dari 100 angkatan yang telah meluluskan kursus (pawiyatan). Sedangkan untuk di daerah sekitar 25 angkatan. Untuk yang aktif melaksanakan kegiatan pawiyatan menurutnya ada sekitar 20 kabupaten/kota.

Sedangkan untuk total anggota Permadani di 24 kabupaten/kota di Jawa Tengah saat ini menurut Ketua DPP Permadani diperkirakan lebih dari 10.000 ribu anggota.

Beberapa daerah dikatakan Suyitno belum mengajukan diri untuk membuka pawiyatan.

“Untuk di Pantura Barat, baru Kendal, belum sampai ke Batang dan Pekalongan. Pantura Timur sudah semuanya, mulai Demak, Kudus, Pati, Jepara, Rembang sudah semuanya. Di sisi Selatan sudah sampai Kebumen, Purworejo, Banjarnegara. Yang belum Purwokerto dan Banyumas,” ujarnya.

Direncanakan, DPP Permadani akan melaksanakan pagelaran akbar dengan menampilkan beberapa dalang dari Permadani. Namun pihaknya masih akan mengalkulasi terlebih dahulu terkait biaya, waktu dan kesediaan para pemangku kegiatan tersebut.

“Kami ingin mengumpulkan warga Permadani se-Indonesia nanti di 5 Windu Permadani di tahun 2024. Namun tentu saja akan mengikuti perkembangan politik terlebih dahulu agar tidak terjadi persoalan dalam pelaksanaan kegiatannya,”

“Ulang tahun Permadani 4 Juli. Karena nanti 14 Februari ada Pemilu nanti kita lihat perkembangannya. Apakah situasinya memungkinkan atau tidak. Kalau suasananya nyaman-nyaman saja dan memungkinkan, InShaa Allah akan kita laksanakan di Semarang, karena secara historis pusatnya Permadani di Kota Semarang,” pungkas Suyitno.

Sementara itu, Ketua DPD Permadani Kota Semarang, Subardo, SH usai mengikuti halalbihalal yang diselenggarakan DPP Permadani mengatakan, pertemuan yang dikemas dalam halalbihalal ini merupakan kegiatan yang sangat baik.

Menurut Subardo, pertemuan antar DPD Permadani kabupaten/kota sangatlah jarang dilaksanakan. Sehingga kesempatan tersebut merupakan ajang pertemuan antar pamong Permadani se- Jawa Tengah yang diikuti oleh sekitar 26 kabupaten/kota.

“Harapan kami, acara yang seperti ini bisa rutin terselenggara. Karena ada keterikatan emosional antara masing-masing pengurus kabupaten/kota se-Jawa Tengah,” harap Bardo.

Dikatakannya, selama ini Permadani kabupaten/kota selalu bekerja sendiri-sendiri, sebab secara hierarki komando berada di DPW dan DPP, dimana semuanya berada di Kota Semarang.

“Pertemuan pada level se-Jawa Tengah baru kali ini. Kecuali ada kegiatan pemilihan ketua wilayah Jawa Tengah (Muswil),” ungkapnya.

Di Kota Semarang disampaikan Subardo, hingga saat ini ada 4 kegiatan pawiyatan yang diadakan oleh cabang-cabang kecamatan.

Diantaranya, Cabang Ratualiyan bermarkas di Museum Ronggowarsito, Cabang Mijen berada di Pendapa Kinanthi Wonolopo, Mijen.

Banyuelang berada di Aula Kelurahan Sumurboto Banyumanik, disusul Kecamatan Gunungpati yang akan segera membuka pawitan.

“Semoga Permadani di kabupaten/kota semakin berkembang dengan kegiatan-kagiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dan kabupaten/kota dapat melaksanakan pawiyatan di beberapa tempat agar masyarakat lebih mudah menjangkau jaraknya untuk mengikuti pawiyatan,” tandas Subardo yang juga anggota Polri di Polsek Mijen Polrestabes Semarang.

Usai Halalbihalal kegiatan dilanjutkan Santiaji (pembekalan) yang diberikan oleh jajaran DPP Permadani kepada seluruh perwakilan DPD kabupaten/kota yang hadir. (had).

Foto 1 : Suasana Halalbihalal dan Santiaji DPP Permadani di Kota Semarang.

Related Articles

Back to top button