Hoax : Berita Warung Makan di Klakahrejo Jadi Ajang Prostitusi. Camat Benowo Pastikan Aman !
Terungkap Latar Belakang dari Kasus Rumah Tangga

SURABAYA – HKNews.info : Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Kecamatan Benowo menggelar mediasi terkait dugaan warung yang dijadikan tempat praktik prostitusi di Klakahrejo RT06/RW09, Kecamatan Benowo, pada Rabu (24/12/2025). Mediasi tersebut dipimpin oleh Camat Benowo, Denny Christupel Tupamahu, bersama perwakilan TNI/Polri, Ketua RT/RW, dan masyarakat setempat.
Camat Benowo, Denny mengatakan, pemberitaan media daring yang menyebut warung di Klakahrejo digunakan sebagai tempat prostitusi itu tidak benar. Setelah diverifikasi bersama warga, warung tersebut murni hanya digunakan untuk berjualan makanan dan menyediakan indekos.
“Kami langsung melakukan kroscek di lapangan. Sebelum itu, saya sudah konfirmasi juga kepada Pak RW, Pak RT, dan Ibu Lusi yang punya usaha warung itu dan juga mengontrak kos di sana. Informasi yang dituduhkan bahwa adanya esek-esek itu tidak benar,” kata Denny.
Denny menjelaskan, dugaan itu muncul berawal dari permasalahan pribadi antara pria berinisial W dengan istri sirinya, E. Dalam perkara ini, W merasa kesal karena E meninggalkannya berhari-hari dan tidak kunjung pulang ke rumah. Setelah diverifikasi, ternyata E tidak pulang karena bekerja di warung makan milik Lusi, warga Klakahrejo, Kecamatan Benowo, Surabaya.
Selain itu, lanjut Denny, E meninggalkan W lantaran suaminya itu diduga tidak pernah memberi nafkah dan bersikap kasar terhadapnya. “Pak W ini komplain karena istri sirinya itu kan kerja ikut bantu Bu Lusi. Ini kan masalah pribadi ya, kalau masalah pribadi diselesaikanlah baik-baik antara Pak W selaku suami sama istri sirinya yang namanya Bu E itu,” jelas Denny.
Denny memastikan, indekos yang ditempati Lusi dan E tidak digunakan untuk tempat prostitusi. Saat diverifikasi di lokasi, tempat tersebut terdapat tiga kamar kecil. Denny menyebut, Lusi menyewa dua kamar seharga Rp1,1 juta per bulan. Satu kamar ditempati Lusi, dan kamar lainnya ditinggali E bersama kedua anaknya.
“Jadi, dia merawat dua anaknya yang sedang sakit, cuma bertiga. Saya tadi masuk ke dalam, saya lihat rumah kos itu dia memang mengontrak kos bayar per bulan dua kamar itu dia sewa Rp1,1 juta tiap bulan. Nah, terus kamar yang dipakai untuk esek-esek ini kamar yang mana? Bahkan tidak layak untuk orang tinggal, tapi karena mengontrak ya dia berusaha untuk menghidupi keluarganya,” papar Denny.
Melihat kondisinya yang memprihatinkan, Denny menyebutkan, Pemkot Surabaya melalui Kecamatan Benowo turut memberikan bantuan etalase kepada E sebagai modal berjualan. “Dia sudah kita kasih bantuan modal rombong Baznas untuk jualan,” sebutnya.
Denny menegaskan, Pemkot Surabaya melalui Kecamatan Benowo bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) rutin melakukan patroli di kawasan eks lokalisasi Klakahrejo dan Moroseneng. Patroli rutin itu juga dilakukan bersama warga setempat, mulai sore hingga pukul 04.00 WIB.
Bahkan, lanjut Denny, warga di kawasan Klakahrejo dan Moroseneng sudah bersepakat melalui berita acara musyawarah untuk menerapkan sanksi denda bagi oknum yang terbukti melakukan atau menyediakan tempat untuk aktivitas prostitusi. “Bahkan warga sudah bersepakat menerapkan sanksi denda Rp20 juta, apabila ada warga yang menyediakan tempat untuk itu. Maka, kami akan (kenakan) sanksi moral, sanksi sosial, dan dikenakan denda Rp20 juta. Aturan ini sudah disosialisasikan dan diketahui warga,” tegasnya.
Dalam perkara ini, Denny berharap W dan E dapat menyelesaikan permasalahan tersebut secara baik-baik dan kekeluargaan. Kabar yang dibuat W terkait adanya lokalisasi itu tidak terbukti, dan menurutnya, permasalahan ini murni masalah pribadi.
“Kita berharap Pak W bisa menyelesaikan secara kekeluargaan dengan istrinya ya. Nah, kemudian kita juga berharap tuduhan itu jangan disebarluaskan, karena memang fakta di lapangan itu bukan tempat esek-esek,” harapnya.
Dirinya menambahkan, permasalahan tersebut tidak ada kaitannya dengan Pemkot Surabaya. “Karena, kami dan warga tidak ingin lokalisasi itu ada lagi, bahkan aktivitas-aktivitas terselubung juga sudah kita cegah tangkal semua,” pungkasnya. (yok)




