Buka Loka Batik 2025, Pemkot Surabaya dan Dekranasda Ajak Gen Z Lestarikan Warisan Budaya dan Bangkitkan UMKM

SURABAYA – HKNews.info : Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Surabaya resmi membuka gelaran ‘Loka Batik’ di Galaxy Mall 1 Surabaya, Sabtu (22/11/2025). Acara yang dimeriahkan dengan pameran, workshop, trunk show batik modern, hingga talkshow ini berlangsung selama dua hari sampai 23 November 2025, sebagai langkah strategis dalam melestarikan warisan budaya sekaligus mendorong kemandirian pelaku UMKM.
Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Rini Indriyani, menegaskan bahwa melalui Loka Batik, pihaknya berupaya mengenalkan wajah baru batik Surabaya yang lebih modern. Upaya ini secara khusus menyasar generasi muda, mulai dari Milenial, Gen Z, hingga Generasi Alpha, agar warisan leluhur ini tetap relevan di tengah perubahan zaman.
“Acara ini bukan sekadar pameran dagang, melainkan sebuah ruang edukasi yang diisi dengan pelatihan membatik, desain, hingga pengenalan filosofi batik kepada kaum muda,” tutur Bunda Rini, sapaan akrabnya.
Menurut Bunda Rini, inisiatif ini bertujuan mematahkan stigma bahwa batik hanya busana bagi kalangan senior atau terbatas pada acara formal. Ia ingin menanamkan pemahaman bahwa batik Surabaya sangat fleksibel, dapat didesain menjadi busana fashionable yang sesuai dengan selera dan gaya hidup anak muda.
Guna mewujudkan hal tersebut, Bunda Rini menyebut kolaborasi sebagai kunci utama. Para pengrajin batik didorong untuk bersinergi dengan desainer. Tujuannya, agar kain batik tidak hanya dijual sebagai bahan mentah, tetapi diolah menjadi busana siap pakai yang memiliki nilai jual serta estetika tinggi.
“Di sisi lain, regenerasi menjadi tantangan tersendiri. Kami menyadari, mengajak anak muda menjadi pengrajin batik bukanlah hal mudah. Proses membatik membutuhkan ketelatenan, kesabaran, dan jiwa seni mendalam sesuatu yang kerap bertolak belakang dengan budaya serba instan saat ini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pendekatan dilakukan melalui dua strategi, yakni memberikan pelatihan teknis bagi mereka yang memiliki passion membatik, serta menggencarkan sosialisasi penggunaan batik modis agar timbul rasa bangga saat memakannya. “Jika generasi tua telah tiada, anak cucu kitalah yang harus menjaga nyala api warisan ini agar tidak punah,” imbuhnya.
Selain aspek budaya, Pemkot Surabaya dan Dekranasda juga fokus pada kemandirian ekonomi pelaku UMKM. Para pengrajin dibekali kemampuan pemasaran digital (digital marketing) agar mampu bertahan dan bersaing secara mandiri tanpa terus bergantung pada bantuan pemerintah.
“Kami menekankan pentingnya perubahan pola pikir atau mindset pantang menyerah. Kesuksesan tidak diraih dalam sekejap, dibutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk mencapai kemapanan,” tegasnya.
Sebagai bentuk apresiasi, Pemkot Surabaya dan Dekranasda memberikan penghargaan kepada para pembatik yang konsisten berkarya melintasi zaman. Penghargaan tersebut, antara lain, diterima oleh Putu Sulistiani, pengrajin batik asal Surabaya dari Galeri Batik Dewi Saraswati.
“Penghargaan ini diharapkan menjadi motivasi bagi perintis usaha baru untuk tetap tangguh menghadapi dinamika usaha,” jelasnya.
Bunda Rini mengajak seluruh warga Surabaya untuk memeriahkan pameran di Galaxy Mall tersebut. Ia menjamin produk-produk yang ditampilkan telah melalui kurasi ketat dengan kualitas mumpuni.
“Mari kita dukung batik Surabaya agar semakin berkelas. Ayo warga Surabaya, hadir dan belanja di Loka Batik karena produknya sudah qualified. Dengan membeli produk UMKM, tidak hanya mendapatkan barang berkualitas, tetapi juga berkontribusi langsung menggerakkan roda perekonomian dan menyambung hidup para pengrajin kita,” pungkasnya. (yok)




