Derap PerwiraHalo SurabayaHKsiana

Kolaborasi Biddokkes Polda Jatim dan FORDIVA Ciptakan Sistem Pendampingan Trauma, Inklusif, Berbasis Kemanusiaan

SURABAYA – HKNews.info : Sebuah langkah penting dan monumental dalam dunia layanan kesehatan dan perlindungan sosial resmi bagi kelompok rentan, dimulai di Jawa Timur. Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya di bawah naungan Biddokkes Polda Jawa Timur bertransformasi menjadi Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) yang inklusif, khusus bagi korban kekerasan perempuan, anak, dan penyandang disabilitas.

Transformasi ini diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Biddokkes Polda Jatim dengan Forum Orientasi Relawan Duta Inovatif Visioner Aktual (FORDIVA) pada Senin, 21 Juli 2025.

Peandatanganan MoU Kabiddokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol. Dr. dr. Mohammad Khusnan Marzuki, M.M dan Ketua FORDIVA di Biddokkes Polda Jatim

Kabiddokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol. Dr. dr. Mohammad Khusnan Marzuki, M.M, menyatakan bahwa transformasi RS Bhayangkara ini merupakan bagian dari proyek perubahan dalam mendukung Polri yang presisi dan berbasis kemanusiaan. “Kami ingin menciptakan layanan yang tidak hanya cepat, tetapi juga empatik dan inklusif,” tuturnya.

Di sisi lain, Ketua FORDIVA, Hj. Megawati, S.Psi, menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas dibukanya pusat layanan terpadu ini. Menurutnya, ini adalah angin segar bagi kelompok rentan seperti perempuan, anak, dan penyandang disabilitas yang menjadi korban kekerasan. Ia menegaskan bahwa rumah sakit ini tidak hanya menghadirkan layanan medis biasa, tetapi juga menyediakan penanganan psikologis dan pendampingan hukum yang menyeluruh.

“Saya bangga dan mengapresiasi inisiatif RS Bhayangkara ini. Transformasi ini sangat penting karena kelompok korban kekerasan dari kalangan perempuan, anak, dan disabilitas sangat membutuhkan layanan yang spesifik dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Pemulihan trauma mereka tidak sederhana. Dibutuhkan pendekatan psikologis yang sesuai, terlebih bagi penyandang disabilitas seperti tunarungu, tunawicara, atau tunanetra yang memiliki hambatan komunikasi dalam menceritakan kejadian yang dialami,” ungkapnya.

Megawati menambahkan bahwa layanan ini harus menjadi role model nasional karena mampu menghadirkan pendekatan yang holistik. “Harapan kami, ini menjadi pilot project yang ditiru oleh rumah sakit lain di seluruh Indonesia. Pelayanan yang ramah disabilitas dan responsif terhadap trauma adalah bentuk nyata dari keberpihakan terhadap kelompok rentan,” tuturnya.

Kolaborasi antara FORDIVA dan RS Bhayangkara ini mencerminkan sinergi antara masyarakat sipil dan institusi negara dalam membangun sistem perlindungan korban yang lebih inklusif dan humanis.

Pertemuan di Biddokkes Polda Jatim.

Menurut  Kombes Pol. Dr. dr. Mohammad Khusnan Marzuki, M.M, pusat layanan ini diharapkan menjadi model percontohan nasional. “Pusat Pelayanan Terpadu di RS Bhayangkara Surabaya ini bukan hanya melayani korban perempuan dan anak, tapi juga korban dari kalangan penyandang disabilitas. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menghadirkan rumah sakit yang lebih inklusif, ramah terhadap kelompok rentan, dan terintegrasi dalam penanganannya,” jelasnya.

Transformasi RS Bhayangkara menjadi pusat layanan inklusif merupakan terobosan besar dalam dunia perlindungan korban kekerasan. Dukungan FORDIVA sebagai mitra masyarakat dan komitmen kuat dari Polda Jatim mempertegas bahwa layanan kesehatan kini tengah bergerak menuju sistem yang lebih peduli, adaptif, dan berkeadilan sosial. Langkah ini diharapkan menjadi tonggak penting menuju layanan publik yang benar-benar ramah dan responsif terhadap kebutuhan kelompok paling rentan. (yok)

Foto Cover : Kabiddokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol. Dr. dr. Mohammad Khusnan Marzuki, M.M dan Ketua FORDIVA Hj. Megawati, S.Psi, dan jajaran usai MoU.

Related Articles

Back to top button