Wali Kota Eri Cahyadi : “Kedalam Usung Konsep Aglomerasi, Keluar Berkolaborasi Dengan Wiayah Penyangga !”

SURABAYA – HKNews.info : Gelar Rapat Paripurna DPRD Kota Surabaya, dengan agenda penyampaian pidato perdana Wali Kota Eri Cahyadi, Senin (03/03/2025), dihadiri oleh 3 Bupati dari wilayah penyangga yakni Bupati Gresik, Bupati Sidoarjo, dan Bupati Bangkalan.
Rapat dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, didampingi 3 unsur pimpinan lainnya masing – masing Bahtiyar Rifai dari fraksi Gerindra, Laila Mufidah dari fraksi PKB dan Arif Fathoni dari fraksi Golkar. Turut hadir dalam paripurna kali ini, selain segenap anggota dewan juga Forkopimda Kota Surabaya, serta para undangan.
Begitu lengkap unsur yang datang menyaksikan, lantaran ini memang pidato perdana Eri Cahyadi sejak terpilih kembali sebagai Wali Kota Surabaya periode kedua, dengan masa jabatan 2025-2030, dengan penyampaian arah Pembangunan untuk 5 tahun ke depan.
Tak kecuai, hadirnya 3 bupati dari wilayah penyangga tersebut, menurut Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwiyono, merupakan wujud semangat untuk menanggani persoalan secara bersama-sama seperti masalah kemacetan lalu lintas dan lain sebagainya.
“itu kan butuh penanganan yang lebih intensif antar berbagai daerah juga. Kemudian kerjasama ekonomi tadi sudah disampaikan, kerjasama perdagangan dan sebagainya itu,” ucapnya kepada awak media usai acara berlangsung, Senin (03/03/2025).
Adi mengatakan bahwa hal ini adalah semangat yang ditunjukkan di awal tahun masa jabatan oleh Wali Kota Surabaya dengan merangkul semua komponen yang kemudian mengajak kerjasama bergotong royong membangun Kota Surabaya
“Selain masalah sehari – hari yang kita hadapi, masalah banjir masih menjadi yang utama,” tambah Adi, seraya menambahkan, kini dibawah pemerintahan Wali Kota Eri Cahyadi, masyarakat Surabaya bisa meningkatkan aktifitasnya tanpa terhalangi oleh banjir.
“Masyarakat bisa mulai jualan dan sebagainya karena selama ini terhalang banjir. Kemudian keluhan-keluhan itu harus diatasi, pembuatan saluran dan sebagainya,” pungkasnya.
Sementara Wali Kota Eri Cahyadi dalam pidatonya menekankan pentingnya inovasi dan skala prioritas dalam pembangunan kota. Menurutnya, Pemerintah Kota tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus berkolaborasi dengan daerah sekitar seperti Gresik, Bangkalan, dan Sidoarjo.
Konsep aglomerasi menjadi kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketahanan pangan.
“Kita harus membangun berbasis warga, bukan sekadar administratif. Dengan kerja sama antardaerah, sektor UMKM bisa berkembang dengan memasok kebutuhan hotel dan restoran di Surabaya. Dari sinilah koperasi ketahanan pangan harus dibentuk,” ujar Eri.
Ia juga menyoroti pentingnya mencegah urbanisasi yang berlebihan ke Surabaya dengan membangun kota-kota penunjang yang sejahtera. Ia bahkan berencana menandatangani MoU dengan bupati sekitar untuk memastikan kebutuhan pangan Surabaya dapat dipenuhi dari daerah-daerah tetangga. (yok)