3,5 Tahun 64.972 Meter Jalan di Surabaya Telah Diperbaiki, Wali Kota Eri : Bukan Lagi Tambal Sulam
Kota Surabaya sedang mengalami perubahan besar dalam hal infrastruktur jalan. Setelah lebih dari 20 tahun dengan metode tambal sulam dalam memperbaiki jalan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerapkan perbaikan yang lebih menyeluruh dan terstruktur.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa metode tambal sulam yang selama ini dilakukan memerlukan pendekatan yang lebih serius. Karenanya, ia menekankan bahwa perbaikan jalan saat ini dilakukan melalui flexible pavement atau rigid pavement secara menyeluruh.
“Kota Surabaya ini sudah hampir 20 tahun lebih, kita mengerjakan perbaikan jalan dengan cara tambal sulam ketika ada jalan berlubang. Tetapi saat ini kita lakukan pengaspalan secara keseluruhan,” ujar Wali Kota Eri saat meninjau persiapan perbaikan Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa (6/8/2024).
Wali Kota Eri memberikan catatan penting kepada Perangkat Daerah (PD) terkait mengenai teknik perbaikan jalan yang harus dilakukan. Menurut dia, perbaikan jalan melalui pengaspalan atau overlay tidak boleh dilakukan secara sporadis di berbagai titik yang berbeda.
“Jadi kalau mengerjakan aspal harus mulai dari ujung ke ujung agar nyambung. Jadi misal, di titik ini dikerjakan, lalu di lokasi sana dikerjakan, maka akhirnya tidak rata. Sehingga harus dilakukan dari ujung ke ujung,” tegasnya.
Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya mencatat, dalam 3,5 tahun terakhir sejak 2021 hingga 2024, total panjang serta luas jalan yang telah dibangun dan diperbaiki Pemkot Surabaya terus mengalami peningkatan. Yakni, mencapai panjang total 64.972,54 meter dan luas 753.406,71 meter persegi.
Pada tahun 2021, total jalan yang dibangun dan diperbaiki mencapai panjang 1.906,97 meter dengan luas 19.538,64 meter persegi. Lalu pada tahun 2022, mencapai panjang total 4.643,42 meter dengan luas 29.817,50 meter persegi.
Selanjutnya pada tahun 2023, jalan yang sudah dibangun dan diperbaiki meningkat menjadi total 28.150,50 meter dengan luas 345.295,59 meter persegi. Sementara di tahun 2024, jalan yang telah dibangun dan diperbaiki mencapai panjang total 64.972,54 meter dan luas 753.406,71 meter persegi.
Perbaikan jalan yang dilakukan Pemkot Surabaya pada tahun 2024 ini meliputi beberapa kawasan. Di antaranya, Jl Bubutan – Jl Kebon Rojo – Jl Pahlawan – Jl Gemblongan mencapai panjang 2.353 meter dengan lebar 17 meter dan luas 40.001 meter persegi. Lalu Jalan Ahmad Yani (CITO – Bundaran Dolog) mencapai panjang 2.325 meter dengan lebar 14,50 meter dan luas 33.712,50 meter persegi.
Kemudian, Jalan Ahmad Yani (Bundaran Dolog – Terminal Intermoda Joyoboyo) mencapai panjang 2.468 meter dengan lebar 18,50 meter dan luas 45.658 meter persegi. Selanjutnya, Jalan Petemon II panjang 1.237,70 meter dengan lebar 5 meter dan luas 6.188,50 meter persegi. Lalu Jalan Dharmawangsa Sisi Timur panjang 1.207,30 meter dengan lebar 9,28 meter dan luas 11.203,74 meter persegi.
Tidak hanya itu, pembangunan dan perbaikan jalan yang dilakukan Pemkot Surabaya pada tahun 2024, juga dilakukan di Jalan Kedung Baruk – Kalirungkut dengan panjang total 2.766,75 meter, lebar 7,78 meter dan luas 21.525,32 meter persegi.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menggarisbawahi bahwa pengaspalan harus dilakukan merata di seluruh wilayah yang sama sebelum berpindah ke wilayah lainnya. Hal ini sekaligus untuk memastikan kualitas jalan agar rata dan meminimalisir aspal bergelombang.
“Jadi mengerjakan jalan itu harus per wilayah. Jika selesai baru pindah wilayah, sehingga jalan itu bisa mengurangi kemacetan karena jalannya rata,” beber Wali Kota Eri.
Misalnya, ia menyebut, di Jalan Kertajaya Surabaya, masih terdapat beberapa bagian jalan yang perlu diperbaiki. Terutama dari Viaduct Gubeng Kertajaya hingga menuju arah ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang masih bergelombang dan membutuhkan pengaspalan ulang. “Karena itu jalan gelombang, maka harus dilakukan pengaspalan ulang,” ujarnya.
Di samping itu, Wali Kota Eri juga mengingatkan kepada PD terkait pentingnya sosialisasi kepada warga mengenai penutupan jalan saat pengaspalan berlangsung. Ia juga berharap kepada pengendara tidak melewati jalan saat sedang dilakukan pengaspalan pada malam hari. “Karena kalau jalan dibuka setengah-setengah, maka pengerjaannya menjadi lebih lama,” tambahnya.
Ia memastikan bahwa program perbaikan infrastuktur jalan tidak hanya fokus pada jalan-jalan protokol utama. Tetapi juga mencakup seluruh wilayah di Kota Surabaya hingga tahun 2027. “Insyaallah nanti sampai tahun 2027, se-Surabaya harus diaspal semua, mulai sampai ujung ke ujung. Jadi mengaspal-nya tidak boleh melompat – melompat, tapi langsung per kawasan,” jelasnya.
Salah satu jalan yang menjadi perhatian Wali Kota Eri adalah Jalan Jagir Surabaya. Ia mengakui bahwa Jalan Jagir masih membutuhkan pengaspalan agar lebih merata. “Termasuk Jalan Jagir, sama nanti kita kerjakan dari posisi Jalan Ahmad Yani ke arah Rumah Sakit Islam (RSI) juga ke arah Jalan Jagir,” katanya.
Selain itu, pengaspalan juga akan dilakukan di area Stasiun Jalan Wonokromo (DTC) maupun Jalan Panjang Jiwo. Wali Kota Eri berharap, dengan pengaspalan yang merata, kualitas jalan di Surabaya akan meningkat, sehingga memberikan kenyamanan lebih bagi pengendara.
“Dengan adanya perbaikan jalan yang menyeluruh, kami berharap Surabaya akan menjadi kota dengan infrastruktur jalan yang lebih baik dan dapat menunjang aktivitas warga dengan lebih efektif,” pungkasnya. (ADV)