HeadlinePendidikan

Disambut Kepala St Vincent’s School Di Asrama Kampus

Catatan Perjalanan Delegasi Pendidikan Surabaya 2

 Begitu urusan dengan antrian di Imigrasi berhasil mereka lewati, kemudian tim beralih mengurusi bagasi yang lumayan banyak. Ada total 20 koli berupa koper-koper besar dan beberapa kardus. Padahal tenaga dewasa di tim, hanya ada delapan orang. Sisanya yang tujuh lagi adalah anak-anak tuna netra dan ABK penyandang Low Vision yang sedang kelelahan dan terkena Home Sick serius.

“Saat akan ambil Trolly kami kebingungan karena trolly tidak bisa dikeluarkan dari lokasi penyimpanannya. Ternyata tidak ada yang gratis di sini. Setiap trolly yang akan kami gunakan harus membayar di mesin automatic nya senilai 1 pounds,” katanya.

 Padahal, lanjut dia, tak satupun anggota delegasi yang memiliki uang Pounds dengan pecahan 1 Pounds. Akhirnya mau tidak mau para pendamping itu harus membawa 20 koper dan kardus-kardus itu tanpa trolly. Dengan susah payah dan sesekali koper terjatuh, akhirnya mereka bisa mencapai pintu keluar. Di sana sudah menunggu tim penjemputan dari pihak St. Vincent’s School.

 Di Bandara Manchester ini, mereka dijemput oleh Mrs. Buckle, Pastoral Independen Skills Manager (Directrice des Techniques Pastorales et d’independence) beserta staff dan seorang penerjemah dari PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Liverpool, Agata. “Mereka ikut membantu kami membawa bagasi menuju lokasi parkir bus penjemputan yang ternyata masih sangat jauh. Kemudian kami bersama anak-anak melanjutkan perjalanan dari Bandara Manchester ke Kampus St Vincent’s School di Liverpool yang ditempuh sekitar 45 menit menggunakan bus,” ujar Supriyanto.

 Ia mengungkapkan setelah rombongan tiba di asrama Kampus St Vincent’s School, rupanya kedatangan mereka telah ditunggu. Sore itu, rombongan disambut langsung oleh seorang pria bernama John Anderson Patterson, selaku Kepala Sekolah St Vincent’s School. Menariknya, pria itu menggunakan ikat kepala berupa blangkon khas Surabaya. Bahkan, ketika menyapa rombongan, pria itu juga mengucapkan salam seorang Muslim dan menyapa rombongan satu persatu sambil berjabat tangan hangat. Kemudian rombongan pun langsung diarahkan ke sebuah ruangan makan siswa.

  “Selesai makan, beliau memberikan sambutan singkat di ruang makan itu, lalu mengarahkan kami semua ke asrama. Di sana koper-koper kami sudah tertata rapi. Kami pun dipersilahkan untuk beristrirahat untuk memulihkan tenaga,” terangnya. (Humas Pemkot Sby)

Related Articles

Back to top button