Halo SurabayaHeadline

Peristiwa Tragis Warnai Peringatan Hari Pahlawan Di Surabaya

SURABAYA – HKNews.info : “Peringatan Hari Pahlawan bukan sekedar prosesi, namun harus dapat menggali substansinya, memunculkan semangat baru dan mengimplementasikan nilai – nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari – hari !”

Itulah cuplikan amanat Menteri Sosial yang disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, saat menjadi Inspektur Upacara memperingati Hari Pahlawan ke 73, di Taman Surya, Sabtu (10/11) pagi. Dalam moment ini sekaligus diperingati pula Hari Kesehatan Nasional ke 54.

Turut hadir dalam momen ini, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Surabaya, pejuang veteran, dan pekerja sosial masyarakat. Hadir juga sebagai peserta upacara ribuan pelajar SD dan SMP dari berbagai sekolah di Surabaya.

Di sela-sela upacara, awalnya dibacakan pesan-pesan Pahlawan Nasional. Di antaranya Moh. Yamin, Jendral Sudirman, Abdul Muis, Pangeran Mangkunagara I, Gubernur Suryo, Pattimura, Ki Hajar Dewantara, dan Silas Papare. Kemudian, dilanjutkan dengan amanat pembina upacara yang dibacakan oleh Wali Kota Risma.

“Untuk itu, kiranya seluruh rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan harus menjadi energi dan semangat baru mewarisi nilai perjuangan dan patriotism dalam membangun bangsa Indonesia,” kata Wali Kota Risma dalam pidato Menteri Sosial.

Selanjutnya, dalam amanatnya Wali Kota Risma berpesan agar peringatan Hari Pahlawan, menjadi momentum bagi bangsa lndonesia untuk melakukan introspeksi diri. Sampai seberapa jauh setiap komponen bangsa dapat mewarisi nilai-nilai kepahlawanan, melanjutkan perjuangan, mengisi kemerdekaan demi mencapai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.

“Pada hakekatnya setiap perjuangan pasti ada hasilnya namun tidak ada kata akhir/berhenti untuk berjuang. Setiap etape perjuangan, berlanjut pada etape perjuangan berikutnya sesuai tuntutan lingkungan strategis,” ujar Wali Kota Risma.

Terlebih lagi, lanjut dia, dibutuhkan sosok pemuda lndonesia sebagai generasi penerus yang mempunyai jiwa patriotisme, pantang menyerah, berdisiplin, berkarakter menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidangnya. Negeri ini membutuhkan pemuda yang kokoh dengan jati dirinya, mempunyai karater lokal yang luhur, percaya diri dan peka terhadap permasalahan sosial. Sehingga mampu terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial, memberikan pelayanan sosial bagi mereka yang membutuhkan pertolongan sosial.

“Pada akhirnya, melalui momentum Peringatan Hari Pahlawan, saya mengajak marilah kita berbuat yang terbaik bagi bangsa ini. Mari berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” tuturnya. Usai amanat, dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan kepada 90 warga dan lembaga di Surabaya yang dianggap punya andil prestasi terhadap kemajuan kota.

 

Drama Kolosal Maut

Usai upacara, Wali Kota Risma langsung dikonfirmasi para wartawan terkait insiden drama kolosal yang terjadi semalam di viaduk Jl Pahlawan, hingga menelan korban jiwa dan luka – luka.

“Kami tidak ada kordinasi. Tahun ini yang jelas, saya tidak ngomong tahun kemarin, tapi tahun ini tidak ada,” kata Wali Kota Risma kepada wartawan, penyelenggaraan drama kolosal tersebut.

“Jadi pertama kami tidak tahu saya cek mulai camat, semua asisten sekretaris daerah semalam tidak ada yang tahu. Saya pun nggak ngerti, saya tahu setelah ada kejadian, jadi tidak ada surat pemberitahuan dan izin sama sekali jadi saya jangan ditanya itu. Karena kami tidak tahu sama sekali jadi tolong tanya panitia,” terang Risma.

Yang kedua, lanjut Risma, Pemkot Surabaya sudah memastikan korban sudah ditangani sebaik mungkin. “Semampu kami karena ada yang lukanya parah, ini juga masih ada yang kondisi kritis. Jadi sekali lagi semampu kami. Kemarin langsung Linmas bawa 10 ambulan disebar di beberapa rumah sakit, supaya mempercepat penanganannya. Yang kita bisa jelaskan korban sudah kita tangani dengan baik,” terangnya.

Seperti diketahui, peristiwa tragis terjadi saat warga yang menyaksikan drama kolosal “Surabaya Membara” pada jumat malam (9/11) di area Tugu Pahlawan. Mereka yang menonton di atas viaduk yang menjadi jalur lintasan kereta api, tak ampun tersambat kereta api yang melintas malam itu.

Insiden ini terjadi sesaat sebelum drama dimulai. Kondisi venue yang penuh sesak, membuat warga yang ingin menonton sampai menaiki tembok-tembok pembatas tugu pahlawan, dan viaduk yang jaraknya tak jauh dari lokasi. Menurut keterangan saksi mata 5 menit setelah prolog drama dibacakan, sebuah kereta api melintas. Para warga yang berada di atas kemudian saling dorong dan beberapa berjatuhan dari ketinggian 5 meter.

Akibat insiden ini tercatat 3 orang meninggal dunia dan beberapa lainnya luka – luka. Para korban dirawat di Rumah Sakit Primasatya Hu\sada Citra (PHC), Perak, di Rumah Sakit dr Suwandi, dan di RSUD dr Soetomo, Surabaya.

Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menegaskan tengah menyelidiki kelalaian panitia penyelenggara pementasan drama kolosal ini. Kapolrestabes Kombes Pol Rudi Setiawan menyebut tiga korban meninggal dunia, serta enam lainnya mengalami luka-luka akibat kereta api tiba-tiba melintas di atas viaduk tersebut, sesaat sebelum pementasan drama kolosal dimulai.

“Kami baru selesai melakukan olah TKP di rel atas ini, di mana telah terjadi laka kereta api,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan. Saat kejadian, kata dia, ada kereta barang yang melintas dari timur ke barat. Jika dilihat dari kondisinya, kata Rudi, jembatan ini seharusnya tidak ada penonton sehingga tidak ada korban ketika kereta api melintas. Dia menyebut kejadian murni karena penonton yang salah mengambil tempat.

Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daop 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko menyatakan, tidak ada koordinasi dari pihak panitia saat kegiatan drama kolosal “Surabaya Membara” yang mengakibatkan korban jiwa tertabrak kereta api di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya.

Gatut juga menjelaskan, jalur kereta api yang ada di viaduk merupakan jalur padat kereta api, sehingga selalu dilalui kereta, baik siang maupun malam. Saat kejadian, masinis KA KRD jurusan Sidoarjo-Surabaya Pasar Turi juga sempat memberi peringatan saat akan melintasi viaduk Jalan Pahlawan Surabaya. Kereta api yang akan melintas juga sudah membunyikan semboyan 35 (seruling lokomotif) saat melintas di viaduk. Namun, kecepatan kereta tidak bisa berhenti mendadak.

Sesuai peraturan, imbuhnya, setiap orang memang dilarang berada di ruang kereta api, termasuk menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain. Hal itu sesuai Pasal 181 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian yang berbunyi setiap orang dilarang berada di ruang jalur kereta api, menyeret, menggerakkan, meletakkan atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api, atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api. (yok)

Related Articles

Back to top button