HeadlineNasional

Menperin Resmikan Pabrik Serat Optik Senilai USD 44 Juta      

KARAWANG – HKNews.info : Industri kabel serat optik sebagai salah satu pendukung pengembangan infrastruktur telekomunikasi dan digital di dalam negeri, tidak luput dari perhatian Kementerian Perindustrian RI. Industri ini pun termasuk program preoritas Making Indonesia 4.0

“Di era digital saat ini, sistem komunikasi menuntut adanya efisiensi dalam pengiriman informasi dari narasumber ke penerima. Hal ini mendorong pengembangan teknologi kabel baru untuk meningkatkan efisiensi dalam sistem komukasi tersebut,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Peresmian Pabrik Kabel Serat Optik PT. ZTT Cable Indonesia di Karawang, Selasa (25/9).

Oleh karena itu, kabel serat optik berperan penting dan menjadi kabel paling banyak digunakan di dalam teknologi komunikasi modern karena mampu mentransmisikan cahaya dengan frekuensi tinggi. Apalagi, adanya internet ofthings (IoT), kebutuhan kabel serat optik akan semakin pesat.

“Jadi, tentunya apabila infrastruktur digital ini sudah terbangun, kami meyakini industri manufaktur kita bisa berdaya saing tinggi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” tutur Menperin.

Dengan demikian, menjadi peluang besar bagi pelaku usaha yang berminat mengembangkan industri kabel serat optik di dalam negeri untuk memenuhi permintaan domestik, di mana pasokan lokal saat ini baru mencapai 60 persen.

“Maka itu, kami memberikan apresiasi kepada PT. ZTT Cable Indonesia yang telah berinvestasi. Upaya ini juga sangat relevan untuk mendukung perekonomian nasional saat ini, dengan menambah kemampuan industri dalam negeri dan mampu mensubstitusi impor,” paparnya. Rencananya pabrik ini melakukan kegiatan produksi pada Oktober 2018.

  1. ZTT Indoneisa merupakan bagian unit usaha dari Jiangsu Zhongtian Technology yang didirikan di Jiangsu, China pada tahun 1978. Selain di Indonesia, JiangsuZhongtian Technology telah mendirikan pabrik di India, Brasil, Uzbekistan, Maroko, dan China.
  2. ZTT Cable Indonesia mulai dibangun pada Februari 2017 di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang, Jawa Barat, dengan lahan seluas 36.300 m² dan total nilai investasi mencapai USD44,5 juta. Perusahaan ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 500 orang.

Selanjutnya, pabrik ini memiliki kapasitas produksi untuk kabel serat optik sebanyak 1 juta km per tahun, serat optik sebanyak 3 juta meter per tahun dan groundwire sebanyak 2 juta meter per tahun. “Efek positif berantai dari pembangunan pabrik PT. ZTT Cable Indonesia ini diharapkan adanya transfer teknologi, penyerapan tenaga kerja, dan kegiatan ekonomi lainnya,” lanjut Airlangga.

Bahkan, dengan dibangunnya pabrik baru ini diperkirakan dapat mengurangi impor kabel serat optik sebesar 8-10 persen dari kebutuhan per tahun sehingga bisa menghemat devisa hingga USD500 juta. Saat ini, kebutuhan kabel serat optik di Indonesia mencapai 9 juta km per tahun.

Perusahaan ini juga memproduksi perlengkapan dan aksesoris jaringan listrik. Misalnya, konduktor listrik sebanyak 20 ribu ton per tahun dan kabel fitting sebanyak 150 ribu set per tahun. Basis pelanggan perusahaan terutama ditujukan untuk pasar nasional dan Asia Tenggara.

 

TKDN Dioptimalkan

Pada kesempatan yang sama, Menperin menyampaikan, pihaknya akan lebih gencar mendorong program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) di setiap proyek, terutama pada pengadaan barang dan jasa yang dilakukan pemerintah. Hal ini sejalan dengan implementasi Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2018 tentang Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri.

“Kabel serat optik merupakan salah satu dari tujuh jenis produk yang berpotensi untuk dikembangkan  melalui kebijakan penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” jelasnya. (her)

Related Articles

Back to top button