Halo Surabaya

Walikota Risma Bentuk Tim Dokter Spesialis Untuk Obati ABK Farel

SURABAYA – HKNews.info : ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Farel, yang menderita banyak kelainan di usaianya yang baru 8 tahun, ini memang benar – benar khusus.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang sangat berempati pada anak dari keluarga tidak mampu yang tinggal di rumah kos di kawasan Bulak Cumpat 2/26, Kecamatan Bulak, Surabaya, ini langsung membentuk tim khusus dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mengobati dan merawatnya.

Sakitnya lumayan parah, dan Walikota Risma langsung memerintahkan petugas untuk memeriksakannya ke RSUD Dr Soewandi. “Ternyata, penyakitnya bermacam-macam, ada kelainan jantung, hiperaktif, autis dan matanya ada masalah,” kata Walikota Risma seusai menggelar pertemuan dengan tim khusus di ruang kerjanya, Selasa (7/8). Di situ Walikota mengingatkan, agar jangan sampai terlambat penanganan pengobatannya seperti dialami ABK Ibam, si anak tuna netra yang kini menjadi siswa di salah satu sekolah disabilitas di Surabaya.

Kepada tim khusus dari Dinas Kesehatan Surabaya, terdiri dari berbagai dokter spesialis, Walikota Risma berulang kali meminta tolong untuk dilakukan pengobatan terbaik kepada Farel, karena apabila dia berhasil sembuh, maka tidak akan membebani orang tuanya lagi.

“Sekarang sudah dibentuk tim, namanya manusia kan harus berusaha dulu, nanti persoalan hasilnya di tangan Tuhan, bukan saya lagi, tapi saya kan wajib untuk menyelamatkan anak ini karena saya sudah tahu. Tim inilah nanti yang akan membantu Farel,” ujarnya.

Sementara itu, Diki Hermawan, salah satu tim khusus para dokter mengatakan pertemuannya dengan Wali Kota Risma itu sebagai dukungan dan support Pemkot Surabaya terhadap Farel. Selain itu, mereka juga mendiskusikan tindaklanjut penanganan Farel, terutama operasi matanya. “Yang kami tindaklanjuti sementara ini kondisi matanya, karena mungkin tidak hanya matanya saja yang mengalami kelainan,” kata Diki.

Dokter Spesialis Mata RSUD Dr Soetomo ini juga mengaku curiga bahwa Farel ini memang ada suatu kelainan bawaan, karena kelainannya itu tidak hanya pada matanya saja, tapi juga ada gangguan perilaku dan ada kelainan jantung. “Tapi, kalau dilihat dari kondisinya bisa sampai besar, maka kemungkinan kelainan jantungnya tidak terlalu signifikan,” tegasnya.

Diagnosa sementara, lanjut Diki, mata kanan Farel didapatkan ada kekeruhan di dalam bola matanya dan didapatkan pula penebalan di selaput retinanya atau selaput saraf matanya. Sedangkan di mata kirinya, bola mata Farel memang kecil, karena diameter bola matanya hanya 15,9 mm, padahal normalnya sekitar 20-22 mm.

“Yang jelas setelah ini akan kami masukkan ke kamar operasi dengan bius total. Nanti, akan kami evaluasi matanya, andaikata ada sesuatu matanya yang bisa diperbaiki, maka akan kami perbaiki. Tapi kalau tidak, kami akan sampaikan sesuai kondisi di lapangan. Kami akan diagnosa semuanya dan kita sudah persiapkan di RSUD Dr Soetomo,” pungkasnya. (yok)

Related Articles

Back to top button